Minggu, 21 Desember 2014

Petir, Penyebab dan Akibat Sambarannya

Kilatan petir menyambar permukaan bumi.

Petir atau biasa disebut halilintar adalah fenomena alam yang biasa terjadi di saat musim hujan yang disertai dengan suara gemuruh. Petir terjadi karena adanya perbedaan potensial antara gumpalan awan dengan gumpalan awan lain, ataupun atara gumpalan awan dengan permukaan bumi. Awan yang bergerak akan menimbulkan gesekan-gesekan partikel air yang ada pada awan tersebut dan menimbulkan muatan-muatan listrik statis, baik itu muatan positif ataupun muatan negatif.

Pada saat muatan listrik yang terkandung pada awan tersebut telah mencapai ribuan atau bahkan jutaan volt dan batas isolasi udara disekilingnya dapat tertembus, dan dipicu dengan kelembapan udara yang tinggi disaat cuaca mendung maka awan yang bermuatan tersebut akan berusaha mencari keseimbangan muatan dengan awan lain ataupun dengan permukaan bumi yang memiliki muatan netral. Disaat itulah terjadi pelepasan energi yang ditandai dengan munculnya kilatan cahaya yang terang disertai dengan suara gemuruh yang kita sebut petir atau halilintar.

Kilatan cahaya dan suara gemuruh sebenarnya terjadi secara bersamaan, akan tetapi biasanya terjadi seolah-olah kilatan cahaya terjadi lebih awal, baru beberapa detik kemudian diikuti dengan suara gemuruh ataupun ledakan. Hal ini terjadi hanya karena faktor perbedaan cepat rambat cahaya yang jauh lebih cepat daripada suara. Dari perbedaan waktu ini dapat kita jadikan acuan bagi kita, seberapa jauh sebenarnya petir tersebut menyambar atau terjadi dari posisi kita. Apabila antara kilatan cayahaya dan suara memiliki selang waktu beberapa detik, itu berarti petir tersebut berada jauh dari kita atau mungkin terjadi antar awan. Sebaliknya, apabila kilatan cahaya dan suara terjadi hampir bersamaan, berarti sambaran petir terjadi disekitar kita.

  • Bahaya dan perlindungan dari sambaran petir.
Sambaran petir sangat berbahaya bagi manusia, dampak dari sambaran petir pada manusia dapat menyebabkan shok, luka bakar bahkan kematian. Sambaran petir juga dapat menghancurkan bangunan atau membakar hutan. Petir juga dapat merusak semua peralatan elektronik rumah tangga. Hal ini dapat diatasi dengan memasang penangkal petir pada atap rumah ataupun pada gedung-gedung, bangunan, tower tinggi.

Instalasi penangkal petir pada bangunan tinggi.

Penangkal petir yang dipasang pada bangunan bersifat mencegah / melindungi bangunan tersebut dari sambaran petir yang membahayakan. Lebih lanjut penjelasan tentang penangkal petir akan kita bahas pada postingan lain.

Pada manusia, tindakan pencegahan agar tidak tersambar petir pada saat terjadi badai petir adalah: Tidak keluar rumah pada saat mendung dan mulai terdengan suara gemuruh petir dan jika berada diluar rumah, usahakan tidak berada di tempat atau lapangan terbuka. Tempat paling aman untuk berlindung saat terjadi badai petir adalah rumah kita sendiri.

Sabtu, 20 Desember 2014

Gunung Berapi


Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa


Gunung berapi merupakan suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair) yang biasa disebut lava dan keluar dari dalam perut bumi. Gunung berapi terdapat diseluruh dunia, akan tetapi yang terkenal terdapat di sepanjang busur cincin api pasifik yang merupakan tempat bertemuanya dua lempeng tektonik bumi.

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak gunung api aktif yang sewaktu-waktu aktivitasnya dapat meningkat. Gunung berapi aktif di Indonesia terdapat disepanjang pulau Sumatera, Jawa hingga NTT, dan Sulawesi, dimana pada daerah tersebut terdapat pertemuan lempeng tektonik bumi. Sedangkan gunung berapi paling aktif di Indonesia terdapat di pulau Jawa, yaitu Gunung Merapi yang periode letusannya antara 2 sampai 15 tahun sekali.

Letusan gunung berapi sangat berbahaya bagi semua kehidupan, baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Material yang dikeluarkan dari aktivitas gunung berapi yang dapat berupa lava pijar, debu dan pasir vulkanik, gas beracun, awan panas yang semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan. Hijau dan rimbunnya hutan dapat terbakar dan musnah apabila terkena dampak letusan gunung berapi, baik material yang berupa lahar panas (lava) ataupun awan panas.

Di Hawaii terdapat sebuah gunung berapi aktif yang setiap saat selalu mengeluarkan lava panas, yaitu gunung Mauna Loa. Mauna Loa merupakan gunung berapi yang membentuk kepulauan Hawaii, yang hingga saat ini aktivitas pembentukan kepulauan tersebut belum berhenti.

Aliran lava gunung Mauna Loa - kepulauan Hawaii

Jenis-jenis gunung berapi berdasarkan benntuknya dibedakan menjadi:
  1. Stratovolcano. yaitu tipe gunung berapi yang memiliki tipe letusan berubah-ubah sehingga membentuk lapisan batuan pada tanah. Bentuk fisik dari gunung berapi tipe ini adalah menyerupai kerucut, dan gunung Merapi adalah salah satu contoh tipe gunung ini.
  2. Perisai. Gunung berapi tipe ini tersusun dari endapan aliran lava yang pada diendapkan masih sangat cair, hal ini menyebabkan tidak sempat terbentuknya kerucut yang membentuk puncak gunung. Contoh gunung tipe perisai terdapat pada kepulauan Hawaii.
  3. Cinder Cone. Adalah gunung berapi yang material erupsinya yang berupa pasir dan pecahan batuan menyebar disekeliling gunung. Sebagian besar gunung tipe ini membentuk seperti mangkuk di puncaknya dan jarang yang memiliki ketinggian diatas 500 meter dari dataran disekitarnya.
  4. Kaldera. Gunung berapi tipe ini memiliki cekungan atau kawah yang besar akibat dari ledakan ataupun letusan yang terjadi pada gunung tersebut, sehingga menghancurkan puncaknya. Pada gunung berapi yang memiliki kawah besar seperti ini tidak jarang pada cekungan tersebut terisi air dan membentuk danau vulkanik, contohnya pada Gunung Toba dan Kawah Ijen. Sedangkan kaldera raksasa lain di Indonesia dapat dijumpai pada Gunung Bromo.
Kaldera gunung bromo dilihat dari citra satelit Google Earth.

Selain terdapat pada permukaan tanah atau diatas pulau di bumi, gunung berapi juga terdapat di laut yang disebut sebagai gunung berapi bawah laut. Letusan atau erupsi gunung berapi ini sering sampai pada permukaan air laut pada gunung berapi yang berada di laut dangkal, yang ditandai dengan bergejolaknya permukaan air laut pada satu titik disertai dengan keluarnya uap air bercampur gas.

Erupsi gunung berapi bawah laut.

Gunung berapi bawah laut jika aktivitas vulkaniknya tinggi dan terjadi dalam rentan waktu lama, dapat muncul kepermukaan dan membentuk pulau baru seperti yang terjadi di lepas pantai Nishinoshima, Ogasawara, Jepang.