Senin, 22 Desember 2014

Musim di Indonesia

Indonesia merupakan negrara kepulauan yang dilintasi garis khatulistiwa (Equator) bumi, dimana hal tersebut mengakibatkan Indonesia beriklim tropis.

Tugu khatulistiwa yang terletak di kota Pontianak.

Indonesia memiliki monumen sebuah tugu yang diberi nama Tugu Khatulistiwa yang terletak di kota Pontianak, Kalimantan yang menandakan titik "nol" bumi (garis tengah bumi).

Negara beriklim tropis setiap musim hanya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Negara yang beriklim tropis pada umumnya memiliki tanah yang subur dan sangat cocok jika masyarakat negara tersebut mayoritas adalah petani.


  1. Musim hujan. Di Indonesia, musim hujan terjadi antara bulan Oktober hingga Maret, yang ditandai dengan meningkatnya curah hujan diberbagai daerah, serta kelembaban udara yang meningkat. Musim hujan atau musim basah banyak memberikan keuntungan bagi masyarakat petani di suatu negara, karena pada masa tersebut persediaan air melimpah dan tanaman pangan seperti padi tidak kekurangan air. Selain memberi keuntungan, dibeberapa wilayah musim hujan masih memberikan bencana yang merugikan bagi masyarakat.
    Di Jakarta misalnya, saat musim hujan masyarakat yang bermukim di bantaran sungai harus siap menghadapi banjir tahunan yang hingga sekarang masalah tersebut belum ada penyelesaiannya. Selain banjir, pada musim hujan juga sering terjadi bencana lain misalnya meningkatnya bencana tanah longsor didaerah perbukitan/pegunungan, angin kencang dan badai petir.
  2. Musim Kemarau. Terjadi antara bulan April hingga September, yang ditandai dengan minimnya curah hujan, udara terasa kering dan panas. Musim kemarau dibeberapa daerah di Indonesia dianggap sebagai musim paceklik, karena pada musim tersebut banyak wilayah indonesia yang dilanda kekeringan yang mengakibatkan lahan pertanian tidak dapat ditanami. Musim kemarau juga menimbulkan bencana, salah satu bencana yang banyak terjadi adalah kekeringan dan sulitnya air bersih. Disamping itu bencana kebakaran hutan juga sering terjadi di indonesia ketika musim kemarau sedang terjadi. Kebakaran hutan selain menghanguskan hutan hingga ribuan hektar, juga dapat menimbulkan bencana sekunder yaitu kabut asap yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat.
Kebakaran hutan di Sumatra.

Selain kedua musim tersebut, di Indonesia ada beberapa wilayah khusus yang antara musim penghujan dan musim kemarau tidak dapat ditentukan waktunya. Wilayah tersebut antara lain di daerah pegunungan Irian Jaya dan di pedalaman hutan Kalimantan.

Minggu, 21 Desember 2014

Lapisan Atmosfer Bumi

Atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti permukaan planet dengan ketinggian dan ketebalan tertentu. Seperti halnya planet lain, bumi juga memiliki lapisan atmosfer hingga beberapa ratus kilometer dari permukaan yang biasa kita sebut udara.

Bagian-bagian yang menyusun atmosfer bumi.

Dibagian atas atmosfer bumi tidak diketahui secara pasti batasan akhirnya, namun yang jelas semakin tinggi lapisan atmosfer tersebut dari permukaan bumi, maka akan semakin tipis pula atmosfer tersebut.

Seperti pada gambar diatas, atmosfer bumi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
  1. Troposfer. Adalah bagian atmosfer yang terletak paling rendah, mulai dari permukaan bumi hingga pada ketinggian kurang lebih 10 Km. Pada lapisan troposfer ini, semua kehidupan dimuka bumi terlindungi dari segala radiasi berbahaya dari luar angkasa. Suhu pada permukaan terendah, yaitu pada permukaan laut pada troposfer rata-rata adalah 30 C, dan setiap kenaikan 100 meter suhu turun sebesar 0,61 C.
  2. Stratosfer. Lapisan atmosfer ini memiliki ketebalan sekitar 30 Km dan lapisan yang kedua setelah troposfer. Pada lapisan ini angin bertiup sangat kencang dan lapisan ini juga merupakan jalur penerbangan bagi pesawat komersil tipe boeing dan sejenisnya. Suhu pada lapisan paling bawah (berbatasan dengan troposfer) adalah sekitar -57 C. Berbeda dengan lapisan troposfer, pada lapisan ini semakin tinggi udara semakin hangat yaitu sekitar 18 C pada ketinggian sekitar 40 Km dari permukaan bumi. Hal ini terjadi karena pada lapisan ini konsentrasi lapisan ozon sangat tinggi dan lapisan tersebut menyerap radiasi sinar ultra violet matahari yang masih lolos dari penyerapan lapisan diatasnya.
  3. Mesosfer. Lapisan ini merupakan lapisan ketiga penyusun atmosfer bumi, dan memiliki ketebalan sekitar 40 Km diatas stratosfer. Suhu pada lapisan ini turun drastis dari lapisan sebelumnya yaitu sekitar -143 C pada bagian teratas. Hal ini terjadi karena ketinggiannya dan tekanan yang semakin rendah. Lapisan mesosfer ini sangat melindungi bumi dari hantaman benda-benda luar angkasa yang masuk pada orbit bumi, karena sebagian besar benda-benda tersebut akan terbakar ketika melewati lapisan ini dengan kecepatan tinggi.
  4. Termosfer. Termosfer merupakan lapisan penyusun atmosfer bumi yang keempat dan berada diatas permukaan bumi mulai dari ketinggian sekitar 80 Km. Pada lapisan ini suhunya naik secara drastis karena disinilah sebenarnya terjadi penyerapan radiasi sinar ultra violet dari matahari sehingga terjadi reaksi kimia yang menyebabkan kenaikan suhu. Pada lapisan ini juga terbentuk lapisan bermuatan listrik yang dapat memantulkan gelombang radio kembali ke permukaan bumi. Pada lapisan termosfer, suhunya mencapai sekitar 1.200 C pada lapisan teratas dan lapisan ini memiliki ketebalan sekitar 650 Km.
Grafik tinggi lapisan atmosfer dan perubahan suhunya.
  • Komposisi lapisan atmosfer bumi.
Atmosfer bumi tersusun dari berbagai macam gas dengan kandungan tertentu yang kita sebut udara. Atmosfer tersusun dari :
  1. Karbondioksida (0,01 - 0,1%)
  2. Nitrogen (78%)
  3. Oksigen (21%)
  4. Argon (1%)
  5. Air (0 - 7%)
  6. Ozon (0,0 - 0,01%)
Kandungan komposisi atmosfer tersebut dapat berubah akibat dari perubahan alam (pemanasan global).

Satuan Jarak "Tahun Cahaya" Dibidang Astronomi

Gambaran jarak antar planet dalam tata surya.

Mempelajari seluruh jagat raya beserta isinya memang tiada habisnya, begitu besar dan luas ciptaan-Nya untuk kita pelajari. Begitu luas dan jauh ruang jagat raya, sehingga sepertinya harus dibuatkan satuan lain untuk menyatakan jarak agar lebih mudah dan simple untuk diingat. Salah satunya adalah satuan Tahun Cahaya.

Mungkin anda pernah mendengar atau membaca sebuah tulisan astronom yang menyatakan jarak antar planet atau bintang dalam satuan tahun cahaya. Kemudian ada pertanyaan, 1 tahun cahaya kalau dikonversikan dalam ukuran umum (meter/kilo meter) jadi berapa? Berikut penjelasan singkatnya.

Satuan "tahun cahaya" sebenarnya berpatokan atau mengacu pada cepat rambat cahaya pada udara, yaitu sekitar 300 kilometer/detik. Jadi, misalkan kita mendengar jarak antara bintang A dengan matahari adalah 1 tahun cahaya, itu tidak berarti bahwa jarak tersebut membutuhkan waktu 1 tahun jika ditempuh dengan kendaraan tertentu. Untuk mengetahui jarak sebenarnya dalam satuan kilometer jarak tersebut kita harus mengetahui dahulu, 1 tahun tersebut berapa detik.

Sekarang mari kita hitung: dalam 1 menit terdapat 60 detik, dalam 1 jam terdapat 60 menit. 1 jam memiliki 60X60 = 3.600 detik. 1 hari terdapat 24 jam, berarti dalam 1 hari terdapat 3.600X24 = 86.400 detik. Dalam 1 tahun terdapat 365 hari, kita tinggal kalikan saja berpa detik dalam 1 tahun, yaitu 86.400 X 365 = 31.536.000 detik.

Dari perhitungan diatas kita sudah dapat mengetahui, berapa jarak sebenarnya 1 tahun cahaya jika dikonversikan dalam satuan kilometer, yaitu sekitar 300 X 31.536.000 = 9.460.800.000 kilometer. 

Jarak antara bumi dengan matahari.

Jarak antara matahari dengan bumi adalah 150.000.000 kilometer, yang dalam dunia astronomi jarak tersebut dijadikan satuan baku untuk menyatakan jarak antar planet, yaitu Satuan Astronomi (SA). Namun satuan ini digunakan hanya untuk planet dalam tata surya, karena jika dinyatakan dalam satuan tahun cahaya, jarak antar planet dalam tata surya terlalu dekat sehingga hanya akan ketemu dalam hitungan menit atau jam saja. Sebagai gambaran, cahaya matahari sampai pada permukaan bumi hanya memerlukan waktu sekitar 8 menit dalam jarak 150.000.000 kilometer.

Demikian tadi penjelasan singkat mengenai satuan "tahun cahaya" semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita.

Petir, Penyebab dan Akibat Sambarannya

Kilatan petir menyambar permukaan bumi.

Petir atau biasa disebut halilintar adalah fenomena alam yang biasa terjadi di saat musim hujan yang disertai dengan suara gemuruh. Petir terjadi karena adanya perbedaan potensial antara gumpalan awan dengan gumpalan awan lain, ataupun atara gumpalan awan dengan permukaan bumi. Awan yang bergerak akan menimbulkan gesekan-gesekan partikel air yang ada pada awan tersebut dan menimbulkan muatan-muatan listrik statis, baik itu muatan positif ataupun muatan negatif.

Pada saat muatan listrik yang terkandung pada awan tersebut telah mencapai ribuan atau bahkan jutaan volt dan batas isolasi udara disekilingnya dapat tertembus, dan dipicu dengan kelembapan udara yang tinggi disaat cuaca mendung maka awan yang bermuatan tersebut akan berusaha mencari keseimbangan muatan dengan awan lain ataupun dengan permukaan bumi yang memiliki muatan netral. Disaat itulah terjadi pelepasan energi yang ditandai dengan munculnya kilatan cahaya yang terang disertai dengan suara gemuruh yang kita sebut petir atau halilintar.

Kilatan cahaya dan suara gemuruh sebenarnya terjadi secara bersamaan, akan tetapi biasanya terjadi seolah-olah kilatan cahaya terjadi lebih awal, baru beberapa detik kemudian diikuti dengan suara gemuruh ataupun ledakan. Hal ini terjadi hanya karena faktor perbedaan cepat rambat cahaya yang jauh lebih cepat daripada suara. Dari perbedaan waktu ini dapat kita jadikan acuan bagi kita, seberapa jauh sebenarnya petir tersebut menyambar atau terjadi dari posisi kita. Apabila antara kilatan cayahaya dan suara memiliki selang waktu beberapa detik, itu berarti petir tersebut berada jauh dari kita atau mungkin terjadi antar awan. Sebaliknya, apabila kilatan cahaya dan suara terjadi hampir bersamaan, berarti sambaran petir terjadi disekitar kita.

  • Bahaya dan perlindungan dari sambaran petir.
Sambaran petir sangat berbahaya bagi manusia, dampak dari sambaran petir pada manusia dapat menyebabkan shok, luka bakar bahkan kematian. Sambaran petir juga dapat menghancurkan bangunan atau membakar hutan. Petir juga dapat merusak semua peralatan elektronik rumah tangga. Hal ini dapat diatasi dengan memasang penangkal petir pada atap rumah ataupun pada gedung-gedung, bangunan, tower tinggi.

Instalasi penangkal petir pada bangunan tinggi.

Penangkal petir yang dipasang pada bangunan bersifat mencegah / melindungi bangunan tersebut dari sambaran petir yang membahayakan. Lebih lanjut penjelasan tentang penangkal petir akan kita bahas pada postingan lain.

Pada manusia, tindakan pencegahan agar tidak tersambar petir pada saat terjadi badai petir adalah: Tidak keluar rumah pada saat mendung dan mulai terdengan suara gemuruh petir dan jika berada diluar rumah, usahakan tidak berada di tempat atau lapangan terbuka. Tempat paling aman untuk berlindung saat terjadi badai petir adalah rumah kita sendiri.

Sabtu, 20 Desember 2014

Gunung Berapi


Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa


Gunung berapi merupakan suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair) yang biasa disebut lava dan keluar dari dalam perut bumi. Gunung berapi terdapat diseluruh dunia, akan tetapi yang terkenal terdapat di sepanjang busur cincin api pasifik yang merupakan tempat bertemuanya dua lempeng tektonik bumi.

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak gunung api aktif yang sewaktu-waktu aktivitasnya dapat meningkat. Gunung berapi aktif di Indonesia terdapat disepanjang pulau Sumatera, Jawa hingga NTT, dan Sulawesi, dimana pada daerah tersebut terdapat pertemuan lempeng tektonik bumi. Sedangkan gunung berapi paling aktif di Indonesia terdapat di pulau Jawa, yaitu Gunung Merapi yang periode letusannya antara 2 sampai 15 tahun sekali.

Letusan gunung berapi sangat berbahaya bagi semua kehidupan, baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Material yang dikeluarkan dari aktivitas gunung berapi yang dapat berupa lava pijar, debu dan pasir vulkanik, gas beracun, awan panas yang semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan. Hijau dan rimbunnya hutan dapat terbakar dan musnah apabila terkena dampak letusan gunung berapi, baik material yang berupa lahar panas (lava) ataupun awan panas.

Di Hawaii terdapat sebuah gunung berapi aktif yang setiap saat selalu mengeluarkan lava panas, yaitu gunung Mauna Loa. Mauna Loa merupakan gunung berapi yang membentuk kepulauan Hawaii, yang hingga saat ini aktivitas pembentukan kepulauan tersebut belum berhenti.

Aliran lava gunung Mauna Loa - kepulauan Hawaii

Jenis-jenis gunung berapi berdasarkan benntuknya dibedakan menjadi:
  1. Stratovolcano. yaitu tipe gunung berapi yang memiliki tipe letusan berubah-ubah sehingga membentuk lapisan batuan pada tanah. Bentuk fisik dari gunung berapi tipe ini adalah menyerupai kerucut, dan gunung Merapi adalah salah satu contoh tipe gunung ini.
  2. Perisai. Gunung berapi tipe ini tersusun dari endapan aliran lava yang pada diendapkan masih sangat cair, hal ini menyebabkan tidak sempat terbentuknya kerucut yang membentuk puncak gunung. Contoh gunung tipe perisai terdapat pada kepulauan Hawaii.
  3. Cinder Cone. Adalah gunung berapi yang material erupsinya yang berupa pasir dan pecahan batuan menyebar disekeliling gunung. Sebagian besar gunung tipe ini membentuk seperti mangkuk di puncaknya dan jarang yang memiliki ketinggian diatas 500 meter dari dataran disekitarnya.
  4. Kaldera. Gunung berapi tipe ini memiliki cekungan atau kawah yang besar akibat dari ledakan ataupun letusan yang terjadi pada gunung tersebut, sehingga menghancurkan puncaknya. Pada gunung berapi yang memiliki kawah besar seperti ini tidak jarang pada cekungan tersebut terisi air dan membentuk danau vulkanik, contohnya pada Gunung Toba dan Kawah Ijen. Sedangkan kaldera raksasa lain di Indonesia dapat dijumpai pada Gunung Bromo.
Kaldera gunung bromo dilihat dari citra satelit Google Earth.

Selain terdapat pada permukaan tanah atau diatas pulau di bumi, gunung berapi juga terdapat di laut yang disebut sebagai gunung berapi bawah laut. Letusan atau erupsi gunung berapi ini sering sampai pada permukaan air laut pada gunung berapi yang berada di laut dangkal, yang ditandai dengan bergejolaknya permukaan air laut pada satu titik disertai dengan keluarnya uap air bercampur gas.

Erupsi gunung berapi bawah laut.

Gunung berapi bawah laut jika aktivitas vulkaniknya tinggi dan terjadi dalam rentan waktu lama, dapat muncul kepermukaan dan membentuk pulau baru seperti yang terjadi di lepas pantai Nishinoshima, Ogasawara, Jepang.